Sunday, July 22, 2012

Kerinduan Rasullullah s.a.w


Bilal bin Rabbah, sahabat Rasulullah SAW berkulit hitam namun berhati putih mempunyai banyak kenangan tersendiri pada lelaki mulia yang menjadi nabinya. Kenangan itu segar dan terpahat di dalam diri Bilal ra. setelah Rasulullah SAW wafat. Agar tidak sebak hatinya, Bilal ra. memutuskan untuk tak lagi azan sepeninggalan Rasulullah SAW. Sampai suatu ketika, rindu Bilal ra. tidak tertahan. Ia pun mengumandangkan adzan.

Kisah itu diawali dengan cerita Bilal ra. tentang mimpinya semalam. Lelaki asal Ethiopia itu, suatu malam bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya, Bilal bertemu dengan Rasulullah SAW. “Bilal, betapa rindu aku padamu,” kata Rasulullah SAW dalam mimpi Bilal.

Satu orang mendengar cerita Bilal ra. Tak berapa lama, orang pertama menceritakan mimpi Bilal ra. pada orang kedua. Orang keduapun bercerita pada orang ketiga, keempat, kelima dan seterusnya. Menjelang keesokkan harinya, nyaris seluruh penduduk kota Madinah, kota yang sudah lama ditinggalkannya, tahu tentang mimpinya itu. Maka bersepakat penduduk Madinah, meminta Bilal ra. untuk adzan di masjid Rasulullah saat waktu solat maghrib tiba.

Tidak berdaya Bilal menolak keinginan sahabat-sahabatnya. Senja merah, angin sepoi-sepoi dan langit bersih dari mega. Bilal mengumandangkan azan. Penduduk Madinah tercekam kerinduan. Rasa dalam dada membuncah, detik-detik bersama Rasulullah, manusia tercinta terbayang kembali di kelopak mata. Akhirnya, penduduk Madinah pun menitikkan air mata rindunya. Dan Bilal ra, tentu saja ia terlalu rindu pada kekasihnya, nabi akhir zaman itu.

2 comments:

  1. Masya Allah, begitu kuat keimanan para sahabat Rasulullah dan umat terdahulu ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tulah dia... semoga cinta yang Allah swt lahirkan di hati Bilal Bin Rabbah mengasihi Rasulullah s.a.w disematkan dalam hati kita. amin....

      Delete